
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK — Pementasan teater dengan naskah klasik memang masih menarik apalagi naskah tersebut dibumbui dengan isu-isu mutakhir.
Begitulah Komunitas Teater ASEAN Mancasari memainkan kembali naskah "Dokter Gadungan" karya Moliere.
Sabtu malam, 22 November 2025, kelompok Teater Jangka Panjang IKABA UI menggelar event yang bertajuk "Sagara Teater ASEAN" di kampus Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).
Pementasan Teater Dokter Gadungan merupakan pentas penutup dari seluruh rangkaian lomba dan pementasan seni yang sudah berlangsung sejak tanggal 18 hingga 22 November 2025.
Sagara Teater Asean sendiri dihadiri oleh mahasiswa pegiat seni dari Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Tercatat 250 mahasiswa berkumpul di auditorium Soe Hok Gie gedung IX FIBUI pada malam anugerah lomba itu.
Pentas Dokter Gadungan dibuka dengan kehadiran Dullah, seorang tukang kayu tua yang beristri galak dan keras kepala.
Dullah menceritakan dirinya yang telah berpengalaman jadi tukang kayu dan kayu-kayu hasil karya diubah menjadi kursi, kusen, tempat tidur, dan bahan kerajinan kayu lainnya.
Baca juga: Pemprov Jabar akan Prioritaskan Perbaikan Infrastruktur Jalan dan Penataan DAS
Kursi ternyata menjadi bahan jadi kayu yang paling diminati dan mahal harganya. Kursi-kursinya banyak dipesan oleh politisi masa kini. Saat ini, Dullah sedang menyiapkan kursi untuk anaknya sendiri.
Pertunjukan ini dikemas dalam nuansa tradisional ala lenong. Pentas semakin ramai karena penonton berkesempatan menanggapi adegan dan hal itu disambut oleh pemain dan kru panggung.
Sutradara pertunjukan ini, Muhammadiani Kasian, mengatakan bahwa ia memang membebaskan pemain untuk berinteraksi dengan penonton agar Pertunjukan tidak melulu satu arah.
"Pemain memang saya bebaskan dari kungkungan naskah. Naskah hanya kami jadikan patokan. Selebihnya, pemain boleh mengucapkan ya dalam dialeknya masing-masing," kata Bung Kancil, nama panggilan sang sutradara asal Malaysia ini.
Alur Pertunjukan ini dapat dijaga dengan apik oleh Alfian Siagian aktor kawakan yang juga merupakan Kasubdit Prestasi Mahasiswa UI tersebut.
Alfian berhasil memukau penonton dengan permainannya yang apik dan konsisten. Nampak sekali, pengembangan isu dalam pertunjukan ini muncul dari tokoh Dullah yang ia mainkan.
Baca juga: Kalteng Gelar Pasar Murah dan Salurkan Bantuan Pangan Presiden
Karakter unik yang ia mainkan menjadi semakin kuat karena Widi Dwinanda yang juga presenter, pemain sinetron dan aktris film itu tampil trengginas dan menguatkan.
"Sutradara sudah memberi garis yang jelas kapan kami boleh menambahkan isu-isu terkini pada naskah," kata Alfian Siagian.
Istri tukang kayu itu ternyata menjerumuskannya dan mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah dokter terkenal dan punya ilmu luar biasa. Dua orang utusan orang kaya yang mencari dokter untuk mengobati penyakit Fatima yang bisu.
Dari sanalah petualangan sang dokter palsu itu berjalan hingga hidupnya hampir saja berakhir di tiang gantungan. Naskah lama seperti karya Moliere ini memang sarat dengan pesan moral.
Bagaimanapun kejujuran dan integritas adalah hal utama yang harus dimiliki oleh siapapun.
"Pertunjukan ini sangat luar biasa karena isu-isu kekinian dapat bersatu padu dengan pesan moral masa lalu," ujar Dhanny Marlen yang tampil sebagai Yusuf tetangga Dullah menutup pentas malam itu. (***)
