Home > Komunitas

Berubah Jadi Pengusaha, Pola Pikir Petani Vanili dan Mete di Manggarai Barat NTT

Para UMKM binaan YDBA bisa memiliki pola pikir sebagai pengusaha, bukan sebagai sekadar petani.
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Rahmat Samulo didampingi Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio mengunjungi petani vanili di Desa Loha, Manggarai Barat, NTT. (Foto: YDBA)
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Rahmat Samulo didampingi Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio mengunjungi petani vanili di Desa Loha, Manggarai Barat, NTT. (Foto: YDBA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dikenal sebagai ibu kota Labuan Bajo, kembali mendapatkan perhatian dari Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

Setelah tahun 2021 YDBA melakukan pembinaan kepada UMKM pertanian, yakni komoditas vanili di Desa Loha dan mete di Desa Repi, pada 10 hingga 11 Februari 2025, Ketua Pengurus YDBA, Rahmat Samulo mengunjungi UMKM tersebut didampingi Sekretaris Pengurus YDBA, Ema Poedjiwati Prasetio.

Rahmat Samulo mengatakan konsistensi YDBA membina UMKM vanili maupun mete, karena kedua komoditas tersebut memiliki potensi yang cukup baik untuk dikembangkan.

“Vanili memiliki potensi ekspor dan mete memiliki potensi pasar yang besar, baik di lokal maupun nasional,” katanya saat dihubungi, kemarin.

Samulo menambahkan, Astra melalui YDBA hadir membina UMKM dengan pendekatan yang terstruktur dan mengutamakan pola pikir atau perubahan mindset bagi UMKM. Sehingga, para UMKM binaan bisa memiliki pola pikir sebagai pengusaha, bukan sebagai petani maupun UMKM.

“Astra tidak menganut instan, tapi kami menjalaninya secara terstruktur namun pasti,” ucap Samulo.

Untuk diketahui, pada tahun 2021, Astra melalui YDBA melakukan pembinaan bagi UMKM vanili di Desa Loha, Manggarai Barat, NTT. Terdapat 54 petani vanili mengikuti berbagai program pembinaan baik secara manajemen maupun teknis budidaya.

Komitmen dan konsisten para petani mengikuti program pembinaan, berhasil merubah pola pikir petani yang semula hanya melakukan budidaya secara turun temurun dengan ilmu yang ada, menjadi seorang petani dengan pola pikir seorang pengusaha. Vanili merupakan material pembuatan parfum, pewangi ruangan, sabun, aroma terapi bahkan rasa dalam berbagai makanan

Sementara di Desa Repi, Manggarai Barat, NTT, Astra melalui YDBA melakukan pembinaan bagi 36 petani mete. Kelompok tani di desa ini komitmen menjalankan pembinaan hingga berhasil mengubah model bisnis yang semula menjual gelondongan mete menjadi produk olahan yang bernilai tinggi.

Melalui produk Kacang Mete “Kameku” yang memiliki arti “Bekalku”, para petani mete berhasil menjual produk mete olahan dengan harga Rp400ribu per kg. Dengan produk yang berkualitas dilengkapi legalitas PIRT dan halal, produk Kameku saat ini telah berhasil dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di pusat oleh-oleh terbesar di Labuan Bajo. Bahkan, saat ini para petani mete tengah mempersiapkan galeri mini untuk mendukung proses pemasaran produk unggulan di desa tersebut. ****

× Image