Home > Bisnis

Komisioner OJK Dorong Industri Asuransi Melakukan Kolaborasi

Literasi asuransi di Indonesia masih yang terendah di Asia Tenggara sementara potensi yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono saat menjadi pembicara kunci pada konferensi pers Hari Asuransi 2024 di Jakarta, Jumat (18/10/2024) (Foto: Ist)
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono saat menjadi pembicara kunci pada konferensi pers Hari Asuransi 2024 di Jakarta, Jumat (18/10/2024) (Foto: Ist)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK - Industri perasuransian harus gencar melakukan literasi dan inklusi asuransi kepada masyarakat guna menaikkan kepercayaan. Untuk itu, industri perasuransian tidak melakukan sendiri-sendiri tapi harus ada kolaborasi dengan semua perusahaan asuransi, asosiasi, hingga regulator.

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) pada konferensi pers Hari Asuransi 2024 di Jakarta, Jumat (18/10/2024).

“Hari Asuransi ini sangat penting bagi Otoritas Jasa Keuangan dan para pelaku di perasuransian. Kegiatan ini tidak bisa dikerjakan sendiri tetapi harus dikerjakan secara bersama-sama dengan semua asosiasi yang menjadi anggota DAI (Dewan Asuransi Indonesia) ada 12 asosiasi. Untuk itu perlu ada kolaborasi yang berkelanjutan dalam membangun ekosistem perasuransian yang sehat,” kata Ogi Prastomiyono.

Komisioner OJK itu Ogi mengatakan bahwa literasi di Indonesia masih yang terendah di Asia Tenggara sementara potensi yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar. Rendahnya literasi asuransi dan penetrasi asuransi di Indonesia dapat disebabkan karena kurangnya minat masyarakat terhadap keuangan atau kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap produk asuransi.

Ogi juga mengakui bahwa OJK saat ini masih dihadapkan pada situasi banyak permasalahan perusahaan asuransi di masa lalu, tetapi di saat yang bersamaan bagaimana membangun ekosistem dan infrastruktur industri perasuransian di masa depan. Ini semua secara paralel dan tidak bisa dikerjakan secara sendirian. “Untuk itu OJK sudah bertindak tegas terhadap perusahaan-perusahaan asuransi bermasalah (sebagai bagian dari) perlindungan kepada konsumen,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Ogi menyampaikan bahwa sektor perasuransian secara agregat masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hingga per Agustus 2024 aset asuransi industri asuransi tumbuh sebesar 1,32 persen year on year (yoy) menjadi Rp1.132,49 triliun.

“Sementara total premi tumbuh 6,12 persen yoy menjadi Rp338,87 triliun dan total klaim mencapai Rp272,96 triliun atau naik 8,42 persen yoy. Permodalan yang dilaporkan masing-masing industri masih terpantau solid,” ungkap Ogi.

Sementara itu, Dewan Asuransi Indonesia (DAI) kembali menunjukkan konsistensinya dalam memperluas jangkauan literasi untuk merefleksikan peran penting asuransi bagi masyarakat Indonesia guna menyambut Hari Asuransi yang diperingati setiap tanggal 18 Oktober.

Ketua DAI Yulius Bhayangkara mengatakan pihaknya amat bersuka cita menyambut Hari Asuransi Nasional ke-18 yang bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan.

“Kita mau kembalikan kepercayaan publik terhadap industri asuransi bahwa institusi asuransi siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya, siap dengan melakukan hal-hal yang membangun pengertian dan pemahaman, kita siap melayani di Indonesia,” ucapnya.

Yulius menekankan, Peringatan Hari Asuransi bukan sekadar seremonial tahunan, tetapi sudah menjadi momentum untuk merefleksikan peran penting asuransi dalam kehidupan masyarakat.

“Saya optimis jika kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi semakin tinggi maka akan semakin kuat pula perekonomian kita, karena perlindungan asuransi mampu memberikan rasa aman dan stabilitas bagi individu, keluarga, maupun pelaku usaha,” kata Yulius.

Sedangkan Ketua Panitia Hari Asuransi 2024 Ronny Iskandar mengatakan pada tahun ini pihaknya melakukan kegiatan literasi terkait asuransi di 17 titik, mencakup 11 provinsi, dengan menggandeng Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Kenapa kita fokus ke situ, menurut data kita 60 persen didukung UMKM,” kata Ronny.

Menurut Ronny, UMKM rentan secara bisnis maupun terpaan risiko lainnya. Dengan mengusung tema “Literasi Asuransi untuk Negeri“ dan tagline “Pahami-Miliki-Lindungi” pada HUT ke-18 ini diharapkan bisa membangun ketahanan ekonomi.

Ronny juga menginginkan, melalui tema besar literasi ini, maka masyarakat bisa memahami perluasan informasi di seputar industri asuransi.

“Sehingga mereka memahami dan memiliki, dengan demikian bisa melindungi diri sendiri, keluarga ataupun orang lain. Jadi semangat ini terus kita gencarkan. Semoga ini menjadi kegiatan yang dilakukan secara masif dan berkesinambungan sehingga impact-nya lebih terasa,” ucapnya.

Selain kepada UMKM, pihaknya juga menggaungkan ihwal literasi asuransi kepada mahasiswa dan gen Z.

“Dengan demikian kita harus memberikan masukan dan pemahaman suatu risiko yang kita hadapi di masa depan. Dengan ini bisa kita lanjutkan untuk masa depan sehingga pemahaman masyarakat terhadap asuransi meningkat,” kata dia.

Rangkaian kegiatan dalam rangka Hari Asuransi 2024, diharapkan masyarakat bisa lebih mengetahui dan teredukasi tentang pentingnya asuransi. Sejalan dengan hal tersebut dapat dilihat bahwa sisi kinerja industri asuransi secara agregat, berdasarkan statistik OJK pendapatan premi menunjukkan peningkatan pada periode Agustus 2024 dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya.

Pendapatan premi asuransi meningkat menjadi Rp376,9 triliun (Agustus 2024) dari Rp360,6 triliun (Agustus 2023). Di sisi lain, RBC industri asuransi masih memenuhi batas ketentuan RBC yaitu minimal 120%. Industri Asuransi Umum masih terjaga di 325,62% pada April 2024, sementara industri Asuransi Jiwa di 431,43% pada Juni 2024.

Berdasarkan Statistik OJK jumlah Klaim per Agustus 2024 meningkat menjadi Rp300,3 triliun dari Rp280,5 triliun pada bulan Agustus 2023. Hal tersebut dapat menjadi indikator tumbuhnya kepercayaan masyarakat Indonesia kepada perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan yang dapat memberikan jaminan perlindungan. Hal tersebut juga membuktikan masih banyaknya kebermanfaatan memiliki asuransi sebagai proteksi baik untuk pribadi maupun perusahaan. ***

× Image