Kolase aktivitas berburu ikan Kamran di sekitar hamparan karang Pantai Karang Papak di akhir tahun 2025. (Foto: Dok Ridwan)
RUZKA INDONESIA — Kemunculan gerombolan ikan kecil dinamakan warga pesisir dengan sebutan Kamran di Pantai Karang Papak Garut Selatan, Jawa Barat (Jabar) menambah deretan peristiwa fenomenal pantai tersebut di akhir tahun 2025.
Kehadiran ikan tersebut di tepi pantai menjadi pusat perhatian warga pesisir, selain dari kemunculan ikan Hejo Tonggong, Ruuh dan ikan Impun yang kerap muncul secara serentak di waktu tertentu, sehingga banyak pihak menyebutnya sebagai peristiwa luar biasa.
Mengapa tidak, kemunculan ikan ikan tersebut sering menyedot perhatian ribuan warga, sekaligus beramai ramai menangkapnya. Seperti pada kemunculan ikan Kamran kali ini pun tak luput mengundang warga untuk menangkapnya.
Gerobolan ikan Kamran kembali muncul di pantai terletak di Desa Cikelet Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut ini belum begitu lama, “Ikan Kamran muncul baru sekitar tiga hari yang lalu,” tutur warga setempat, Asep (45), Ahad malam (21/12/2025).
Informasi munculnya ikan fenomena tersebut, karena kehadirannya mendekati pantai hanya satu tahun satu kali itu, didengar masyarakat pesisir lainnya. Sontak selama tiga hari itu, warga berduyun duyun menangkapnya menggunakan peralatan khusus.
Dengan peralatan khas, berupa Serokan atau Sair dirancang dengan gagang khusus, warga mengitari kubangan karang di sepanjang wilayah Talanca dan Tungtung Leuweung Pantai Karang papak mengais ikan Kamran.
Uniknya, kata warga Cikelet Heri (49), menangkap Ikan Kamran hanya bisa dilakukan pada malam hari di saat air laut surut, “Ikan Kamran terjebak di kubangan karang, terbawa air pasang. Pada saat seperti itu kita baru bisa menangkapnya,” tutur Heri.
Di malam hari, kata Heri ikan Kamran keluar dari persembunyiannya diantara lobang karang, sehingga mudah menangkapnya dengan menggunakan Serokan atau Sair serta Waring. Namun tantangannya, kata Heri surutnya air laut setiap waktu tidak berlangsung lama.
Seperti Sabtu dan Ahad pekan ini surutnya air laut mulai pukul 01.00 WIB, dengan begitu upaya penangkapan ikan tersebut pun baru bisa dilakukan para pemburu di tengah malam hingga dini hari. “Pagi hari ikan Kamran sudah kembali bersembunyi,” imbuhnya.
Ditambahkan pemburu ikan lainnya asal Desa Cijambe, Tatang (50) para penangkap ikan Kamran mesti mempersiapkan fisik dan mental serta memahami medan sebelum terjun menelusuri karang. Pasalnya, permukaan karang yang runcing bisa melukai kaki
“Para pemburu selain mesti melengkapi penerangan menggunkan lampu Senter ditempel di kepala, juga harus menggunakan sepatu karet untuk menghindari terjadinya luka terantuk karang yang runcing saat berakssi melakukan penangkapan ikan,” tururnya.
Selain itu, lanjut Tatang, penguasaan medan pun menjadi hal yang sangat penting, sebab katanya, selain kubangan tempat mencari ikan cukup dalam, di sisi lainnya terdapat palawah yang membahayakan dan mesti dihindari.
Malam itu, Asep, Heri dan Tatang kembali sumringah, mereka masing masing mendapatkan 5 kg lebih ikan Kamran. “Selain dijual dengan harga Rp. 25 ribu per kg, sekaligus bisa menambah asupan gizi keluarga dengan makan ikan Kamran,” pungkas Heri. (***)
Jurnalis: Ridwan
Editor: Rusdy Nurdiansyah

Komentar