
RUZKA-REPUBLIKA NETWORK — Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Jabar) kembali mendorong percepatan program unggulan Kampung SAE sebagai bagian dari visi besar Majalengka Langkung SAE.
Program ini diproyeksikan menjadi gerakan kolaboratif yang memperkuat budaya gotong royong sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.
Kampung SAE dirancang sebagai ruang partisipatif antara pemerintah daerah, aparatur desa/kelurahan, dan warga untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, aman, dan edukatif.
Sejumlah aktivitas dilakukan secara rutin, mulai dari kebersihan lingkungan, penataan permukiman, penghijauan, pengelolaan sampah berbasis warga, hingga pembangunan ruang edukasi dan ruang sosial.
Bupati Majalengka, H. Eman Suherman, menegaskan bahwa Kampung SAE bukan sekadar program kebersihan, tetapi gerakan perubahan pola hidup masyarakat.
"Gerakan Kampung SAE bukan hanya soal kebersihan, tetapi membangun budaya hidup yang lebih tertib, sehat, dan guyub. Ini gerakan dari warga, untuk warga, demi Majalengka yang lebih maju dan nyaman,” ujar Eman saat meresmikan Kampung SAE di RT 003 Kelurahan Majalengka Kulon, Jumat (28/11/2025).
Bupati menjelaskan, program ini juga melibatkan para ASN sebagai role model pelayanan publik. Mereka ditugaskan melakukan pendampingan di wilayah Kampung SAE, mulai dari edukasi lingkungan, sosialisasi kebijakan, hingga penguatan kapasitas masyarakat.
Sejumlah kegiatan unggulan telah digencarkan, antara lain Geber Jumat (Gerakan Jumat Bersih), penanaman pohon, pengelolaan bank sampah, hingga revitalisasi ruang publik untuk area interaksi warga. Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya tingkat partisipasi dalam kerja bakti dan kegiatan sosial.
Eman menargetkan pembentukan lebih banyak Kampung SAE pada tahun mendatang. Program ini juga akan dijadikan salah satu indikator peningkatan kualitas pelayanan publik dan mutu lingkungan daerah.
Dengan berkembangnya Kampung SAE, Pemkab Majalengka berharap lingkungan warga semakin bersih dan sehat serta menjadi ruang tumbuhnya kreativitas, solidaritas, dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. (***)
Jurnalis: Eko Widiantoro
