Komunitas
Beranda » Berita » Deklarasi O2 Indonesia: Jaring Pengaman Ojol Depok dari Seorang Dermawan Sunyi

Deklarasi O2 Indonesia: Jaring Pengaman Ojol Depok dari Seorang Dermawan Sunyi

Deklarasi Pembentukan Perhimpunan Ojek Online (O2) Indonesia, Kota Depok. (Foto: DJONI SATRIA)
Deklarasi Pembentukan Perhimpunan Ojek Online (O2) Indonesia, Kota Depok. (Foto: DJONI SATRIA)

RUZKA INDONESIA — Di sebuah warung kopi (warkop) kecil di Jalan Kedoya Raya, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat, aroma kopi hitam mengepul sejak pagi.

Jam dinding menunjuk pukul 10.15 WIB, Kamis, 11 Desember 2025, Warkop Satar tampak biasa dari luar—meja kayu, kursi plastik, sendok beradu dengan gelas, aneka gorengan tersaji di atas meja kayu itu.

Namun di dalamnya, udara berbeda: puluhan pengemudi ojek online (ojol) duduk rapi, membawa harapan yang jarang mereka temukan dalam keseharian yang keras.

Tak ada panggung megah, tak ada gemerlap. Hanya ruang sederhana yang hari itu menjadi saksi lahirnya sesuatu yang lebih besar dari ukuran tempatnya.

Di hadapan kebaikan sunyi itu, hadir pula pihak yang menguatkan gerakan ini. Ahmad Jafar Sidik, Ketua Wadah Perisai Andalan Sukses Semesta Depok, berdiri memberi sambutan. Ia bicara bukan sebagai pejabat organisasi, melainkan sebagai seseorang yang memahami betul risiko para pengemudi ojol di jalanan.

NU Care-LAZISNU Depok Gelar Pelatihan Amil Zakat, Optimalkan Pengelolaan ZIS

Ahmad Jafar Sidik, Ketua Wadah Perisai Andalan Sukses Semesta Depok memberikan pemaparan manfaat jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi para ojek online di Depok. (Foto: DJONI SATRIA)
Ahmad Jafar Sidik, Ketua Wadah Perisai Andalan Sukses Semesta Depok memberikan pemaparan manfaat jaminan sosial BPJS Ketenagakerjaan bagi para ojek online di Depok. (Foto: DJONI SATRIA)

“Perlindungan sosial bukan soal iuran semata, tetapi soal memastikan para pekerja jalanan tidak berjalan sendirian. Apa yang dilakukan, ini bukti bahwa masyarakat bisa turut andil menjadi bagian dari solusi,” kata Jafar.

Ia memandang para pengemudi satu per satu sebelum menegaskan, “Ojek Online atau O2 Indonesia lahir dari kebutuhan nyata para pengemudi ojol, dan kami siap mendampingi agar hak-hak mereka semakin kuat.”

Di sisi lain ruangan warkop itu, Primasari, Agen Perisai BPJS Ketenagakerjaan Depok, mengatur kartu-kartu peserta yang selesai dicetaknya. Ia menyambut setiap pengemudi ojol dengan kesabaran yang sama. Dalam kesibukannya, ia berkata,

“Saya melihat sendiri bagaimana para ojol ini bekerja tanpa kenal lelah. Ketika ada yang peduli, tugas saya adalah memastikan mereka benar-benar mendapatkan perlindungan yang layak.”

Lalu dengan senyum bangga yang sulit ia sembunyikan, ia menambahkan, “Pendaftaran lima puluh orang dalam satu waktu bukan pekerjaan mudah, tapi melihat senyum mereka hari ini, semuanya terasa terbayar.”

Kelurahan Sawangan Depok Gelar Jambore Fest Pemuda, Pererat Kolaborasi

Perlahan, kehadiran orang-orang ini menguatkan fondasi dari O2 Indonesia sebagai salah satu himpunan para pekerja rentan ojol di Depok.

Leni, salah satu dari 50 pengemudi ojek online yang mendapatkan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan Depok. (Foto: DJONI SATRIA)
Leni, salah satu dari 50 pengemudi ojek online yang mendapatkan kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan Depok. (Foto: DJONI SATRIA)

Suara yang Selama Ini Terpendam

Ketika sesi berbagi dimulai, kehangatan pelan-pelan merayap mengisi ruangan. Para pengemudi ojol yang selama ini akrab dengan panas, hujan, dan keramaian serta kepadatan lalu lintas, kini diberi ruang untuk menuturkan kisah yang jarang mendapat panggung.

Puji Trisna Kurnia, perempuan (44) yang telah menghabiskan bertahun-tahun sebagai pengemudi ojek dari operator transportasi online Grab dan Gojek, berdiri perlahan. Masih mengenakan seragam dominan warna hijau dan helm yang ia genggam tampak seperti bagian dari hidupnya.

Dengan suara bergetar namun tegas, ia berkata, “Terima kasih sebesar-besarnya. Bantuan ini bukan kecil. Ini perlindungan untuk anak-anak saya kalau sesuatu terjadi pada diri saya di jalan.”

Festival “Dealing in Distance”, Mendefinisi Ulang Pengalaman Diaspora

Kata-katanya tenggelam dalam keheningan yang penuh rasa hormat.

Tak lama kemudian, Leni menyusul maju. Perempuan (46), janda dua anak dari wilayah Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok menarik napas panjang sebelum bicara.

“Sejujurnya,” ucapnya dengan pelan, saya sering takut setiap berangkat pagi. Tapi hari ini seperti ada yang menjaga kami. Terima kasih.”

Kata-katanya sederhana, tetapi punya bobot yang dipahami semua yang hadir.

Setelah kedua perempuan itu berbagi kisah, suasana ruangan semakin intim. Dari sudut ruangan, Supendi—pengemudi ojol sejak 2016 yang ditunjuk menjadi Koordinator O2 Indonesia—maju dengan langkah yakin. Ia menatap rekan-rekannya sebelum berkata, “Kami ini terlihat kuat, tapi sebenarnya paling rentan.”

Kalimat itu disusul dengan nada solidaritas yang lebih kuat.

Dengan adanya perlindungan ini, kami merasa dihargai. Deklarasi ini adalah awal O2 Indonesia akan menjadi rumah bagi kita semua.”

Anggukan demi anggukan muncul di seluruh ruangan. Suara-suara yang selama ini terpendam akhirnya menemukan tempatnya.

Dari Kesaksian ke Deklarasi

Kisah-kisah itu perlahan mereda, berganti dengan suasana hening yang terasa khidmat. Panitia membuka lembar deklarasi dan seluruh peserta berdiri.

Sebagian menunduk, sebagian lain menunjukkan kartu BPJS Ketenagakerjaan yang baru saja mereka terima, namun semuanya hening saat kalimat pertama dibacakan.

“Dengan ini, kami deklarasikan Perhimpunan Ojek Online (O2) Indonesia sebagai wadah persatuan pengemudi ojek online. Dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan BPU Mandiri semoga dapat melindungi keselamatan kerja kami sebagai ojol Kota Depok.”

Kata-kata itu mengalun lembut, mengikat pengalaman dan harapan seluruh pengemudi yang hadir. Warkop kecil itu seolah berubah menjadi ruang bersejarah.

Setelah deklarasi, percakapan kecil mulai mengisi ruangan. Ada tawa yang muncul, ada rencana yang dibicarakan, dan ada rasa percaya yang tumbuh. Para pengemudi ojol tampak lebih ringan, seolah beban panjang mereka dibagi bersama.

O2 Indonesia mulai dipahami bukan sekadar organisasi. Ia adalah tempat belajar, tempat berjuang, tempat saling menjaga. Sebuah rumah baru bagi mereka yang hidup sehari-hari di jalanan.

Ketika Gerakan Besar Lahir dari Tempat Sederhana

Pada akhirnya, perubahan besar tidak selalu lahir dari gedung megah atau dari acara resmi yang penuh protokol.

Kadang, ia muncul dari ruang kecil yang penuh ketulusan seperti Warkop Satar—dari tangan seorang dermawan sunyi, dari para lelaki dan perempuan-perempuan pekerja keras yang jarang mendapat sorotan, dari koordinator yang menggerakkan kawan-kawannya, dan dari petugas lapangan yang bekerja tanpa pamrih.

Hari itu, di Depok, kemanusiaan menemukan bentuknya. Dan O2 Indonesia menjadi bukti bahwa sebuah gerakan, ketika dimulai dari satu hati yang tulus, dapat menjangkau puluhan, ratusan bahkan ribuan kehidupan yang terlindungi jaminan sosial. (***)

Penulis: Djoni Satria/ Wartawan Senior