Kolom
Beranda » Berita » Belajar Ilmu Negosiasi dari Urwah al-Bariqi “Maestro Trading”

Belajar Ilmu Negosiasi dari Urwah al-Bariqi “Maestro Trading”

Foto ilustrasi Belajar Ilmu Negosiasi dari Urwah al-Bariqi "Maestro Trading". (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) 
Foto ilustrasi Belajar Ilmu Negosiasi dari Urwah al-Bariqi "Maestro Trading". (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NERWORK — Pernah nggak sih kita bertanya-tanya, kenapa ada pengusaha yang modalnya pas-pasan tapi bisnisnya melesat cepat banget? Sementara di sisi lain, ada yang modalnya besar tapi malah stuck di situ-situ saja?

Rahasianya seringkali bukan pada seberapa tebal dompetnya, tapi pada seberapa tajam lidah dan pemikirannya dalam bernegosiasi.

Dalam sejarah Islam, kalau bicara soal "Maestro Trading" atau pakar negosiasi kelas kakap, nama Urwah bin Abi al-Ja’d al-Bariqi harus ada di daftar paling atas.

Beliau bukan lulusan sekolah bisnis ternama, tapi lulusan madrasah kenabian yang skill dagangnya bikin geleng-geleng kepala.

Mari kita bedah kisahnya.

Catatan Cak AT: NU 165 Triliun

Sebuah Tantangan "1 Dinar"

Suatu hari, Rasulullah memberikan uang *1 Dinar* kepada Urwah. Perintahnya sederhana: "Tolong belikan seekor kambing untuk kurban."

Kalau kita yang disuruh, mungkin pola pikirnya standar: Pergi ke pasar, cari kambing harga 1 dinar, bayar, lalu pulang. Misi selesai. Tapi Urwah punya mindset pedagang sejati. Baginya, setiap transaksi adalah peluang untuk memberi nilai lebih.

Sesampainya di pasar, Urwah menggunakan kemampuan negosiasi dan diplomasi yang luar biasa. Dia tidak membeli satu kambing, tapi berhasil meyakinkan penjual untuk memberikan dua ekor kambing dengan harga 1 dinar!

Hebat? Tunggu dulu, belum selesai.

Catatan Cak AT: Pembeda Dua Wajah

Di perjalanan pulang, ada orang yang melihat kambing-kambing itu dan menawarnya. Urwah melihat peluang lagi. Ia jual satu ekor kambingitu seharga 1 dinar.

Coba hitung matematikanya:

1. Modal: 1 Dinar.

2. Dapat: 2 Kambing.

3. Jual 1 Kambing: 1 Dinar.

Catatan Cak AT: Merunut DNA Anjing

4. Hasil Akhir: Pulang bawa 1 kambing (sesuai pesanan Nabi) DAN uang 1 dinar (modal awal kembali utuh).

Kuncinya Bukan Cuma "Cuan", Tapi Kejujuran

Poin paling mahal dari cerita ini sebenarnya bukan saat Urwah berhasil menawar murah atau menjual mahal. Poin termahalnya adalah saat ia menghadap Rasulullah .

Secara logika manusia, Urwah bisa saja bilang, "Ini Ya Rasulullah, kambingnya," sambil menyimpan uang 1 dinar sisa hasil penjualannya tadi di saku sendiri. Toh, tugasnya sudah beres, kan? Nabi minta kambing, dia bawa kambing. Tidak ada yang kurang.

Tapi Urwah memilih jalan integritas. Ia menyerahkan semuanya: Kambingnya diserahkan, uang 1 dinarnya pun dikembalikan.

Rasulullah kaget dan kagum. Beliau tidak mengambil keuntungan itu untuk kas pribadi, melainkan mendoakan Urwah:

> "Ya Allah, berkahilah dia dalam transaksi jual belinya." (HR. Bukhari)

Gara-gara doa inilah, para sahabat meriwayatkan bahwa tangan Urwah itu punya sentuhan emas. Ada ungkapan masyhur: "Seandainya Urwah membeli debu sekalipun, ia pasti akan mendapatkan keuntungan darinya."Urwah pun menjadi salah satu sahabat yang sangat kaya raya di Kufah dengan aset puluhan ribu dinar.

Apa Pelajaran Bisnisnya Buat Kita?

1. Negosiasi itu Seni Mencari Jalan Tengah (Win-Win)

Banyak orang takut menawar karena takut dibilang pelit. Padahal dalam Islam, jual beli itu asasnya An Taradhin (suka sama suka/ridho).

> “…kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu…” QS. An-Nisa: 29)

Urwah bisa dapat 2 kambing dengan 1 dinar bukan karena dia memaksa, tapi karena penjualnya ridho. Dia bisa jual lagi dengan harga 1 dinar, pembelinya juga ridho. Negosiasi yang baik itu bukan "saya menang, kamu rugi", tapi "kita sama-sama sepakat di nilai ini".

2. Putaran Aset (Turnover)

Urwah mengajarkan kita untuk peka pasar. Jangan biarkan aset diam ("nganggur"). Dia beli 2, langsung dijual 1 saat ada kesempatan. Speed of execution-nya cepat. Dalam bisnis zaman now, ini penting banget buat jaga cashflow.

3. Kejujuran Mendatangkan 'Power' Langit

Ini yang sering dilupakan pebisnis modern. Kita sibuk cari teknik closing, teknik marketing langit, tapi lupa sama fondasi utamanya: Trust (Kepercayaan).

Kejujuran Urwah membuatnya didoakan Nabi. Dan doa Nabi itu adalah garansi sukses yang nggak ada tandingannya. Rasulullah pernah bersabda:

> “Seorang pedagang yang jujur dan terpercaya (akan dikumpulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi)

Penutup

Jadi, buat teman-teman yang sedang merintis usaha, asahlah kemampuan komunikasi dan negosiasi. Jangan malu untuk menawar, dan pandai-pandailah melihat peluang harga.

Tapi ingat, setinggi apapun skill negosiasi kita, kalau tidak dibarengi dengan kejujuran, hasilnya cuma angka di kertas tanpa keberkahan di hati. Jadilah seperti Urwah: Otaknya cerdas memutar uang, tapi hatinya amanah menjaga kepercayaan. (***)

Penulis: Bobby Sumantri/Pengusaha Muda/Pemimpin Perusahaan Ruzka Indonesia