Bisnis
Beranda » Berita » Mentan Ungkap Modus Impor Ilegal Beras dari Thailand

Mentan Ungkap Modus Impor Ilegal Beras dari Thailand

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. (Foto: Dok FB/RI)
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. (Foto: Dok FB/RI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkap modus dan kronologi masuknya 250 ton beras impor ilegal asal Thailand ke wilayah Sabang, Aceh.

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengatakan, masuknya beras impor ilegal ini diduga karena status wilayah tersebut sebagai zona perdagangan bebas (free trade zone), yang membuat pengawasan distribusi lebih longgar.

“Itu daerah seolah bebas perdagangan, free trade zone. Jadi ini, tetapi itu harus dibaca dengan utuh. Harus sesuai dengan kebijakan pusat. Nah ini yang mungkin tidak diperhatikan, itu alasannya,” kata Amran dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (23/11/2025).

Amran menegaskan saat ini aparat penegak hukum (APH) tengah mendalami siapa pelaku yang melakukan importasi beras ilegal.

Dia menekankan setiap importasi beras harus mendapatkan rekomendasi dari Kementan. Sementara PT Multazam Sabang Group (MSG) yang merupakan importir itu tetap melakukan importasi meski risalah telah menolak.

Situ Cipanteun Menyambut Koi Premium, Dari Danau Jernih ke Wisata Konservasi

Dalam penanganan kasus ini, Kementan juga berkoordinasi langsung dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Amran mengatakan impor beras ilegal tersebut masuk tanpa mengantongi persetujuan impor dari pusat.

“Beliau (Menteri Perdagangan Budi Santoso) katakan bahwa nggak ada, nggak ada izin. Jadi Kabareskrim, Kapoldanya kami langsung telepon. Satu-satu, kami ingin tahu,” tuturnya.

Kementan menelepon Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) hingga Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) untuk menyegel gudang pabrik PT MSG.

Dia juga meminta agar beras impor ilegal itu tidak diperbolehkan keluar ke pasar Sabang, Aceh. Padahal, kata Amran, stok beras di Sabang juga dalam volume besar, yakni hampir 402 ton atau setara dengan kebutuhan selama 3 bulan.

Amran menegaskan Indonesia memiliki stok beras tertinggi sehingga keran impor tidak diperlukan. Terlebih, importasi beras tersebut juga tidak sejalan dengan perintah Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia tidak mengimpor beras. ***

Tirta Asasta Depok Luncurkan Air Minum dari Keran yang Bisa Langsung Diminum